Salah satu penyakit hati yang harus kita
hindari dan buang jauh-jauh dari diri kita adalah hubud dunya, cinta
yang sangat terhadap urusan dunia, terlalu mengejar-ngejar perkara yang
bersifat duniawi.
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam dunia perdagangan misalnya, karena
berharap mendapatkan keuntungan yang lebih besar sampai berani
mengurangi timbangan, mengurangi takaran, berbohong tentang harga, jual
beli barang illegal dan lain-lain, yang notabene termasuk perbuatan yang
dilarang agama.
Demikian juga dalam bidang pekerjaan, demi meraih posisi, jabatan dan
sejenisnya, tega memanipulasi laporan agar mendapat perhatian pimpinan,
tega menfitnah atau mengorbankan rekan sejawat, sikut sana sikut sini,
melalaikan ibadah, bahkan tidak jarang yang berani menjual keyakinan
agamanya demi jabatan yang ingin diraihnya. Naudzubillah.
Dan banyak lagi contoh-contoh lain, yang hakekatnya hal itu dilakukan
tiada lain semata-mata karena cintanya yang sangat kepada dunia,
terlalu berlebihan mengejar urusan dunia. Baik dilakukan secara sadar
atau kasat mata, maupun yang tidak disadari atau tidak kasat mata.
Termasuk di dalamnya adalah apabila kita sedang shalat teringat kepada
pekerjaan, ingat harta, keluarga atau apa saja di luar bacaan dan
gerakan shalat, sudah termasuk hubbud dunia. Sabda Nabi SAW:
حُبِّبَ اِلىّ من دنياكم ثلاث الطيب والنساء وجُلِيت قُرَّ ةَُ عينى فى الصلوة
”Aku diberi rasa cinta kepada duniamu
itu tiga perkara, yaitu senang kepada wangi-wangian, cinta kepada
wanita dan ketika dijadikan padaku rasa sejuk mataku seolah-olah aku
melihat Allah di dalam shalat”.
Sifat hubbud dunya tersebut sagat dicela oleh agama, karena merupakan
pangkal dari segala sifat kejahatan yang mencelakakan bagi manusia.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ
لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ
مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
”Barang siapa menghendaki pahala
akhirat niscaya Kami tambah pahala itu baginya, dan barang siapa
menghendaki pahala dunya niscaya Kami beri pahala baginya, dan tidak ada
bagian yang dia peroleh di akhirat”. (QS. Asy-Syura: 20)
Dan sabda Nabi SAW:
حب الدنيا رأسُ كلِ خَطِيئة
“Cinta kepada dunia merupakan pangkal dari segala kesalahan dan kejahatan”.
Dan sabdanya:
الدنيا سِجْنُ المؤمن وجنة الكافر
“Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir”.
Dan sabdanya :
مَن اَحب دنياه اَضَرَّ بآخرته ومن احب آخرتَه اضر بدنياه فأثِروا ما يَبْقَى على ما يفنى
“Barang siapa yang mencintai dunianya
niscaya menjadi madlarat bagi akhiratnya, dan barang siapa mencintai
akhiratnya niscaya menjadi madlarat bagi dunianya. Maka pilihlah oleh
kamu sekalian akhirat yang kekal atas dunia yang fana”.
Bahkan para ulama ahli tashawuf mengatakan :
“Kebekuan iman timbul karena kerasnya hati
Kerasnya hati timbul karena kebekuan mata
Kebekuan mata timbul karena hubbud dunia”
Dengan kata lain akibat paling hebat dari hubbud dunia adalah matinya
mata hati yang akan menimbulkan bekunya iman, sehingga akan sulit
menerima kebenaran (haq). Naudzu billah tsuma naudzu billah.
Firma Allah dalam Al-Quran :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ
أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ * خَتَمَ اللَّهُ
عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ *
”sesungguhnya orang-orang kafir, bagi
mereka sama saja kamu beri peringatan ataupun tidak kamu beri
peringatan, tetap mereka tidak akan beriman. Allah telah menutup rapat
hati, pendengaran dan pandangan mereka dengan suatu penutup. Bagi mereka
itu adzab yang sangat besar” (QS. AlBaqarah : 6-7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar